Assalaamu Alaikum Warakhmatullaahi Wabarakaatuh.
Ketika manusia ditanya tentang tujuan hidup, maka dengan tegas dan lugas biasanya akan menjawab sesuai dengan keinginan/cita-citanya. Misalnya ingin menjadi dokter, polisi , pengusaha dan sebagainya. Namun bila kita kaji lebih dalam, jawaban yang dicontohkan tersebut sebenarnya bukanlah tujuan hidup yang hakiki, karena sesungguhnya manusia tidaklah berhak menentukan tujuan hidupnya, yang berhak adalah ALLAH sebagai pencipta manusia. Tujuan hidup manusia adalah tujuan Penciptaan yang telah dicanangkan oleh ALLAH sejak pertama kali mencipta manusia. Jadi jika ada manusia mempunyai tujuan hidup selain dari tujuan penciptaan yang dicanangkan ALLAH, maka boleh dikatakan bahwa manusia tersebut telah tersesat dari jalan ALLAH.
Segala tindak tanduk atau sepak terjang manusia di kehidupan ini sangatlah bergantung dari tujuan hidupnya. Seseorang yang mempunyai tujuan hidup mencari kenikmatan dunia semata, maka dia akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperolehnya, sehingga segala tindakannya akan ditujukan untuk memperoleh segala nikmat dunia. Di jaman moderen ini banyak kita jumpai segolongan manusia yang tujuan hidupnya hanyalah kenikmatan dunia. Siang malam mencari uang yang dianggapnya bisa mengantarnya untuk mendapat semua kenikmatan dunia. Bagaimana halnya dengan seorang muslim/muslimah, apakah tujuan hidupnya ?. Baiklah, dalam bahasan selanjutnya untuk mempersingkat kata sebutan, maka kami akan menyebut muslim / muslimah dengan sebutan mukmin.
Seorang mukmin haruslah mempunyai “tujuan hidup meraih kebahagiaan hidup di akherat ” Dengan orientasi hidup untuk kebahagiaan di akherat, maka dengan sendirinya kebahagiaan hidup di duniapun akan didapat. Kebahagiaan yang kami maksud bukanlah harus diraih dengan gelimang harta dan kedudukan, namun kebahagiaan yang hadir dari dalam hati yang paling dalam, sebagai akibat dari keimanan yang berakar di dalam jiwa. Dan bukan berarti seorang mukmin tidak perduli dengan dunia, justru dia harus perduli dengan dunia karena dunia adalah tempat ujian dan merupakan ladang untuk beramal mencari bekal di akherat. Seorang mukmin dilarang apatis terhadap dunia sekitarnya, senantiasa berbuat untuk menebarkan kebaikan dan menegakkan keadilan yang merupakan perwujudan dari fungsinya menjadi khalifah dibumi sebagai wakil ALLAH, sebagaimana firman ALLAH di dalam AL-QUR’AN sebagai berikut :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi"........................................ (QS AL-BAQARAH : 30)
Dan selain itu tujuan ALLAH menciptakan manusia adalah agar menyembah dan mengabdi kepada ALLAH, sebagaimana termaktub dalam AL-QUR’AN sebagai berikut :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS ADZ DZAARIYAAT : 56)
Kedua ayat tersebut di atas, merupakan tujuan penciptaan manusia yang telah ditetapkan oleh ALLAH.
Seorang mukmin harus giat bekerja menjemput rezeki, yang mana dengan rezeki tersebut akan digunakan berjihad/dibelanjakan di jalan ALLAH (Menunaikan Zakat, Haji, bersedekah dan syiar Islam) . Dan seorang mukmin harus juga bersikap zuhud, yaitu seseorang yang berusaha mencari dunia, semata-mata dimanfaatkan untuk meraih kebahagiaan di akherat, ia letakkan dunia hanya di dalam genggaman tangannya, bukan di hatinya dan sebaliknya, Ia meletakkan akherat di dalam hatinya (cinta akherat). Baginya Ikhtiyar / berusaha adalah suatu keharusan, namun hasil adalah ALLAH yang menentukan, sehingga dengan kesadaran ini, maka Ia tidak akan bersedih ataupun putus asa apabila mengalami kegagalan. Kedua ayat tersebut di atas, merupakan tujuan penciptaan manusia yang telah ditetapkan oleh ALLAH.
Di dalam Al Qur’an ALLAH SWT berfirman sebagai berikut :
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji (Allah), yang melawat, yang ruku`, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma`ruf dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mu'min itu.” (QS AT TAUBAH 111 – 112)
Pada ayat di atas ALLAH menawarkan pada orang mukmin jual beli yang amat menguntungkan, yakni ALLAH berkenan memberikan surga untuk ditukar dengan Harta dan diri orang mukmin. Jadi setiap apa yg ada pada diri kita, kita abdikan untuk ALLAH, dengan cara menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan, serta berjihad menyiarkan agama ALLAH. Jika kita bisa melaksanakan ini, maka ALLAH menjanjikan surga sebagai balasannya.
Namun dalam perjalanan mengabdi kepada ALLAH, ada kalanya ALLAH berkehendak menguji seorang mukmin dengan cobaan-cobaan sesuai tingkat keimanan, sehingga sering kita dapati seseorang mendapat cobaan, sebagaimana firman ALLAH sebagai berikut :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS AL BAQARAH : 155 – 157)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS AL BAQARAH : 155 – 157)
Seorang mukmin harus peka dan peduli terhadap lingkungan sosial. Peduli terhadap penderitaan orang lain. Misal terhadap kesejahteraan anak yatim, maka sebagai orang mukmin wajib turut serta di dalam mengupayakan agar kesejahteraan anak yatim bisa terjamin. Bahkan seorang mukmin dipandang sebagai pendusta agama, apabila ia tidak peduli terhadap nasib anak yatim, meskipun ia sholat sekalipun. Hal ini dijelaskan di dalam AL-QURAN sebagai berikut :
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?, Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS AL MAA’UUN : 1 – 7)
Dari semua uraian di atas, maka bisa diambil kesimpulan, apa yang menjadi tujuan hidup dan sikap seorang mukmin sesuai AL QUR’AN , yaitu :
- MENCARI KEBAHAGIAAN AKHERAT DAN RIDHO ALLAH DENGAN CARA MEMANFAATKAN SEGALA POTENSI DUNIA UNTUK MENUNJANG PENGABDIAN TERHADAP ALLAH, YAKNI MENJALANKAN SEMUA PERINTAH DAN MENJAUHI LARANGAN ALLAH .
- MENGUPAYAKAN DAPAT TERLAKSANANYA HAK – HAK KAUM LEMAH (FAKIR MISKIN, ANAK YATIM)
- MEMPERJUANGKAN TEGAKNYA AGAMA ALLAH DENGAN CARA BER AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR.
- BERSIKAP ULET , IKHLAS DAN BERSERAH DIRI PADA ALLAH DALAM MENERIMA COBAAN.
- BERSIKAP ULET , IKHLAS DAN BERSERAH DIRI PADA ALLAH DALAM MENERIMA COBAAN.
Demikianlah tujuan dan sikap hidup seorang mukmin sesuai AL QUR’AN. Apapun profesi kita , mungkin sebagai pengusaha , mungkin sebagai seorang dokter , hal tsb bukanlah tujuan hidup seorang mukmin . Tujuan hidup seorang mukmin adalah "Mengabdi kepada ALLAH , untuk meraih kebahagiaan di akherat". Bila kita bisa mengamalkannya maka Insya Allah selamat lah kita di hari penghisaban di akherat kelak. Dan cara yang paling mudah untuk mengamalkan itu semua adalah dengan cara menjalankan sunnah Rasulullah SAW, karena semua tindak tanduk (akhlaq) Beliau adalah berdasar AL-QUR’AN. Akhirnya ..... marilah kita senantiasa berusaha menghidupkan sunnah Rasulullah dalam kehidupan kita, semoga ALLAH memberi kekuatan pada kita semua untuk mengamalkannya .
Wassalaamu Alaikum Warakhmatullaahi Wabarakaatuh.
subhanallah.. terima kasih atas informasinya ya pak.
BalasHapusTerimakasih kembali , mohon di share ke teman2 muslim agar tulisan ini menjadi bermanfaat .
BalasHapusWassalaamu Alikum Wr Wb.
Terimakasih atas pencerahannya :)
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya. Silahkan dibaca judul topik yg lain, semoga bermanfaat.
Hapusjazakallah khair
BalasHapusmay peace upon you
Sungguh bermakna kan tulosanya...
BalasHapusIjin share
Terima kasih pak Deni atas kunjungannya, silahkan dishare supaya menjadi bermanfaat, insya Allah.
Hapus