Menuju KERIDHOAN ALLAH

Jaka Simbara

BERMULA DARI KEINGINAN UNTUK BERBAGI DENGAN SESAMA , NASEHAT MENASEHATI DALAM KEBENARAN
MAKA BLOG INI ADA .


"DAN HENDAKLAH ADA DI ANTARA KAMU SEGOLONGAN UMAT YANG MENYERU KEPADA KEBAJIKAN, MENYURUH KEPADA YANG MAKRUF, DAN MENCEGAH DARI YANG MUNGKAR. MEREKALAH ORANG-ORANG YANG BERUNTUNG" (QS ALI IMRAN:104)


DAN SESUNGGUHNYA KAMI JADIKAN UNTUK ISI NERAKA JAHANNAM KEBANYAKAN DARI JIN DAN MANUSIA, MEREKA MEMPUNYAI HATI, TETAPI TIDAK DIPERGUNAKANNYA UNTUK MEMAHAMI AYAT - AYAT ALLAH, DAN MEREKA MEMPUNYAI MATA, TETAPI TIDAK DIPERGUNAKANNYA UNTUK MELIHAT TANDA - TANDA KEKUASAAN ALLAH, DAN MEREKA MEMPUNYAI TELINGA, TETAPI TIDAK DIPERGUNAKANNYA UNTUK MENDENGAR AYAT - AYAT ALLAH. MEREKA ITU SEBAGAI BINATANG TERNAK, BAHKAN MEREKA LEBIH SESAT LAGI. MEREKA ITULAH ORANG - ORANG YANG LALAI. (QS AL A'RAAF : 179)


JADIKANLAH HIDUP INI SEBAGAI LADANG AMAL UNTUK BEKAL DI AKHERAT KELAK YANG ABADI. HIDUP HANYA SEKALI, JANGANLAH KITA SIA-SIAKAN. INILAH SAAT YANG MENENTUKAN TEMPAT KITA KELAK, DI SURGA......, ATAUKAH NERAKA......







RESIKO MENUNDA HAJI


(Minggu  29  Juli  2012)
Assalaamu  Alaikum ......... Warakhmatullaahi Wabarakaatuh ..........

Bahasan kali ini adalah tentang Haji,  di mana seringkali kita dapati sikap masyarakat muslim yang biasa menunda untuk melaksanakannya, padahal dirinya sudah masuk dalam kategori mampu. 
Ayat – ayat didalam AL-QUR’AN  yang berhubungan dengan masalah Haji antara lain adalah sebagai berikut :



Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (ALI  IMRAN  : 97)  


Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku` dan sujud.  Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,      (AL  HAJJ : 26 – 27)
Di surah ALI IMRAN : 97  di atas, ALLAH mewajibkan pada setiap muslim yang mampu untuk melaksanakan Haji . Haji adalah salah satu rukun Islam sebagaimana yg dijelaskan Rasulullah dalam hadits berikut :

Bersumber dari Ibnu Umar ra, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda ,  “Islam didirikan atas lima pilar, yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah dengan benar selain ALLAH dan Muhammad utusan ALLAH,  mendirikan shalat,  menunaikan zakat,  pergi haji ke Baitullah, dan berpuasa di bulan Ramadhan”   (Muttafaq  Alaih)1272 



Melaksanakan Haji diwajibkan bagi setiap muslim yang “MAMPU”  . Definisi  mampu sesuai surah Ali Imran tersebut adalah : seseorang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah (Ka’bah).  Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa yang dimaksud “MAMPU”  adalah :
1.       Seseorang dewasa yang sehat Jasmani dan tidak gila (hilang ingatan)
2.       Punya biaya, dan ada kendaraan untuk melakukan perjalanan ke Baitullah dan bekal untuk dirinya dan keluarga yang ditinggalkan selama kurun waktu melaksanakan Haji.   


BAGAIMANA RESIKO SESEORANG YANG MENUNDA HAJI ?
Seseorang yang mengaku sebagai Muslim, apabila dia sudah memenuhi dua kriteria  di atas , maka  wajiblah hukumnya ia melaksanakan haji. Dan hendaklah ia tidak menundanya, karena haji adalah panggilan ALLAH . Jika seseorang yang sudah terkena wajib haji  ia meninggal dalam keadaan belum berhaji,  maka Keislamannya belum syah  , yang dikarenakan salah satu rukun Islam belum ia tunaikan.
Yang menjadi masalah adalah bahwa di jaman moderen definisi mampu ini kemudian menjadi bias ketika orang mengaitkannya dengan kebutuhan-kebutuhan lain. Misalnya seseorang akan berkata seperti ini
“anak-anak saya masih butuh biaya untuk sekolah, sehingga saya harus mengumpulkan uang untuk biaya anak-anak saya kelak. Jadi saya masih belum mampu untuk melaksanakan Haji“.
Pertanyaannya adalah, apakah ALLAH menilai kita masuk dalam kategori belum mampu, atau sebaliknya kita masuk dalam kategori mampu dalam pandangan ALLAH ?. Jika ternyata ALLAH memandang bahwa kita sudah mampu untuk berhaji dan kita menunda-nunda , maka sudah barang tentu kita menjadi berdosa, dan belum lengkap keislaman kita karena salah satu rukun belum dilaksanakan.
Sebenarnyalah bahwa jika kita menghitung kebutuhan akan hidup, sekolah dan sebagainya, maka tidak akan pernah ada habisnya.  Hal ini sama ketika kita akan mengeluarkan sedekah, apakah harus menunggu semua biaya di masa depan terpenuhi ?? .  Sikap seorang beriman mestinya tidak seperti itu. Bukankah ALLAH yang memberi rezqi ?? , dan ALLAH juga yang memanggil kita untuk mengunjungi  Baitullah ? , yang berarti bahwa kita diundang untuk menjadi tamu-tamu ALLAH. Jika kita tahu bahwa yang mengundang adalah ALLAH  (Sang Pemberi rezqi) maka seharusnya kita tidak perlu lagi berpikir untuk menunda,sebagai tanda syukur kita pada ALLAH yang memberi rezqi. Kita harus yakin bahwa ALLAH akan mengganti dengan rezqi yang lebih banyak sesuai janjinya dalam ayat berikut ini :


Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.     (AL  BAQARAH : 265)

Sebagai seorang Muslim, sudah selayaknya kita ber hati2  dalam menyikapi ini. Karena itu agar kita tidak masuk dalam kategori orang yg dipandang ALLAH sebagai yang belum Syah keislamannya, maka bersegeralah melaksanakan haji bila kita sudah mampu.
Ingatlah bahwa tidak ada manusia yang bisa tahu sampai kapan ia akan diberi kesempatan untuk hidup,  KARENA ITU SELAGI ANDA MASIH HIDUP, APABILA ANDA SEORANG MUSLIM, YANG TERGOLONG MAMPU UNTUK  MELAKSANAKAN HAJI, MAKA BERSEGERALAH !!, JANGAN DITUNDA – TUNDA LAGI.
Lalu bagaimana seharusnya sikap seorang muslim yang baik , jika belum mempunyai biaya untuk melaksanakan haji ? , 
Sikap yang paling tepat adalah mempunyai niat, kerinduan dan tekad untuk bisa melaksanakan haji yang diwujudkan dengan giat bekerja seraya berdoa memohon pada ALLAH, agar diberi kesempatan untuk bisa melaksanakanya . 
Akhirnya marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita pada ALLAH, dengan melaksanakan semua perintah dan menjauhi laranganNYA . Mudah-mudahan ALLAH memasukkan kita ke dalam golongan orang2  yang mendapat rakhmat.
Wassalaamu Alaikum Warakhmatullaahi Wabarakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN ANDA BERKOMENTAR DI SINI :